Tari Piring warisan budaya Bangsa Indonesia (makalah)



TARI PIRING

MAKALAH 

PENDIDIKAN SENI TARI


Dosen Pengempu : WINDA ISTIANDINI

Oleh
SITI NURKOMARIYAH
NIM F1082151066





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Serta  rahmat dan karunia-Nya, saya tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih untuk Ibu WINDA ISTIANDINI selaku dosen pembimbing mata kuliah pendidikan seni tari  yang telah memberikan waktu untuk saya menyelesaikan makalah ini.   Dalam penyusunan makalah ini, saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan, saya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Namun saya berusaha untuk menyelesaikan makalah ini walaupun tersusun sangat sederhana. Kiranya saya mohon maaf  apabila ada salah kata, dan saya ucapkan terima kasih.



                                                                                    Pontianak, 06 Maret 2016
                                                                                    Penyusun,









 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam makalah ini saya akan menguraikan secara rinci tari piring yang berasal dari Sumatera Barat. Saya tertarik dengan tari piring  karena menurut saya mempunyai ciri khas yang berbeda dari tari biasanya yang ada di Indonesia. Para penari dengan keunikannya menari dengan menggunakan piring dikedua belah tangannya yang tidak semua orang bisa untuk melakukan itu. Selain karena keunikan atau ciri khasnya yang membuat saya ingin tahu lebih mendalam lagi mengenai tari piring, juga karena Padang asal dari tari piring  merupakan tanah kelahiran saya. Sebelum saya menguraikan lebih lanjut mengenai tari piring, saya akan menguraikan terlebih dahulu apa itu seni tari, jenis tari dan macam-macam tari yang ada di Indonesia.
1.   Seni Tari
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan perasaan, maksud danpikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga, irama, dan rasa.
Tari adalah gerakan tubuh sesuai dengan irama yang mengiringinya.Tari juga berarti ungkapan jiwa manusia melalui gerak ritmis, sehingga dapat menimbulkan daya pesona. Yang dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak. Menurut Dr Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah.
Gerakan pada seni tari diiringi dengan musik untuk mengatur gerakan penari dan menyampaikan pesan yang dimaksud. Seni tari memiliki geraka berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berjalan.  Gerakan pada tari tidak realistis tetapi ekpresif fan estetis. Agar sebuah tarian harmonis, tarian harus memiliki unsur tersebut. Gerakan seni tari melibatkan anggota badan. Unsur- unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan.
Pengertian seni tari secara umum yaitu gerak badan secara berirama yang dilakukan ditempat serta waktu tertentu buat keperluan pergaulan, mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran. Bunyi-bunyian yang dimaksud musik pengiring tari mengatur gerakan penari serta menguatkan maksud yang mau di sampaikan.
Gerakan tari tidak sama dari gerakan sehari-hari seperti lari, jalan, atau bersenam. Gerak didalam tari tidaklah gerak yang realistis, tetapi gerak yang sudah di beri bentuk ekspresif serta estetis. Suatu tarian sesungguhnya adalah kombinasi dari sebagian buah unsur, yakni wiraga (raga), Wirama (irama), serta Wirasa (rasa). Ketiga unsur tersebut melebur jadi bentuk tarian yang serasi. Unsur paling utama dalam tari yaitu gerak. Gerak tari senantiasa melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur-unsur anggota badan itu di dalam membuat gerak tari bisa berdiri dengan sendiri, berhimpun maupun bersambungan. 
2.   Jenis Tari yang ada di Indonesia
Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. Dansa adalah tari asal kebudayaan Barat yang dilakukan pasangan pria-wanita dengan berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi musik.Sedangkan berdasarkan koreografinya, jenis jenis tari dibedakan menjadi :
a.   Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah).
b.   Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat).
c.   Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.

Dalam sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai perlu diperhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :
a.   Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya.
b.   Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.
c.   Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri.
d.   Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran.



3.   Macam-macam Seni Tari yang ada di Indonesia
a.   Tari Tradisional
Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah
b.   Tari Tradisional Klasik
Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan).
c.   Tari Tradisional Kerakyatan
Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat).
d.   Tari Kreasi Baru
Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1)   Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.
2)   Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.
3)   Tari Kontemporer
Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops.

B.    Rumusan Masalah
1.     Bagaimana sejarah tari piring?
2.     Bagaimana bentuk penyajian tari piring?
3.     Bagaimana eksistensi tari piring di Indonesia?

C.    Tujuan
1.     Untuk mengetahui secara mendalam sejarah tari piring!
2.     Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian tari piring!
3.     Untuk mengetahui eksistensi tari piring di Indonesia!

D.    Manfaat
1.     Agar pembaca dapat mengatahui bagaimana sejarah terciptanya tari piring!
2.     Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana bentuk penyajian tari piring!
3.     Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana eksistensi tari piring saat ini!









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Terciptanya Tari Piring
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari  tradisional di Minangkabau yang berasal dari kata Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan. Tari Piring merupakan sebuah simbol masyarakat Minangkabau. Di dalam tari piring gerak dasarnya terdiri daripada langkah-langkah Silat Minangkabau atau Silek.
Kehadiran piring porselen dari China dipilih sebagai properti vital tari Piring karena desainnya yang bagus dan memiliki nilai estetis. Gerak-gerak tari dalam
desain gerak spiral menimbulkan kesan estetis pada keseluruhan gerak yang dihasilkannya. Selain gerak spiral, terdapat juga gerak-gerak akrobatik dapat
memberikan kesan estetis dalam gerak tari piring, misalnya gerak mainjak baro
Pada awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis.
Setelah masuknya agama islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian.
Fungsi tari piring Pada umumnya ditampilkan pada upacara adat seperti pengangkatan penghulu, upacara perkawinan, khitanan, dan juga upacara setelah panen, yaitu upacara yang dilakukan bagi orang yang mampu karena panennya berhasil dengan baik. Tujuan upacara ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah Swt. yang telah memberi rahmat dan rezeki dan bagi yang mempercayai mitos mereka akan mengucapkan syukur kepada dewi padi yang disebut dengan “Saning Sri”.  Dalam perkembangannya, pertunjukan tari Piring tidak hanya ditampilkan pada upacara adat saja melainkan ditampilkan juga untuk memeriahkan hari-hari besar lainnya, seperti peringatan hari kemerdekaan, pameran, festival, dan  penyambutan tamu-tamu.
B.    Penyajian Tari Piring
1.     Ragam Gerak Tari Piring
Ragam gerak tari Piring ini dilakukan di atas pecahan kaca. Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a.   Gerak Persembahan
Gerak yang dibawakan oleh penari pria bermakna sembah syukur kepada Allah SWT serta permintaan maaf kepada penonton yang menyaksikan tari ini agar terhindar dari kejadian-kejadian yang dapat merusak jalannya pertunjukan.
b.   Gerak Singanjuo Lalai
Gerak ini dilakukan oleh penari wanita yang melambangkan suasana di hari
pagi, dilakukan dengan gerakan-gerakan lembut.
c.   Gerak Mencangkul
Gerak ini melambangkan para petani ketika sedang mengolah sawah.
d.   Gerak Menyiang
Gerak ini menggambarkan kegiatan para petani saat membersihkan sampah sampah yang akan mengganggu tanah yang akan digarap.
e.   Gerak Membuang Sampah
Gerak ini menggambarkan tentang bagaimana para petani mengangkat sisa-sisa sampah untuk dipindahkan ke tempat lain.
f.    Gerak Menyemai
Gerak ini melambangkan bagaimana para petani menyemai benih padi yang
akan ditanam.
g.   Gerak Memagar
Gerak ini menggambarkan para petani dalam memberi pagar pada pematang sawah agar tehindar dari binatang liar.
h.   Gerak Mencabut Benih
Gerak ini menggambarkan bagaimana mencabut benih yang sudah ditanam.
i.    Gerak Bertanam
Gerak ini menggambarkan bagaimana para petani memindahkan benih yang telah dicabut.
j.    Gerak Melepas Lelah
Gerak ini menggambarkan bagaimana para petani beristirahat melepas lelah
sesudah melaksanakan pekerjaan mengolah sawah.
k.   Gerak Mengantar Juadah
Mengantar juadah ini berarti mengantar makanan kepada para petani yang
telah mengolah sawah.
l.    Gerak Menyabit Padi
Gerak ini dibawakan oleh penari pria yang menggambarkan bagaimana para petani di sawah pada saat menyabit padi.
m. Gerak mengambil padi
Gerak ini dibawakan oleh penari wanita saat mengambil padi yang telah dipotong oleh penari pria.
n.   Gerak Manggampo Padi
Gerakan yang dilakukan dalam hal mengumpul padi dan dibawa ke suatu tempat.
o.   Gerak Menganginkan Padi
Gerak ini menggambarkan padi yang telah dikumpulkan untuk dianginkan dan nantinya akan terpisah antara padi dan ampas padi.
p.   Gerak Mengirik Padi
Gerak yang menggambarkan bagaimana para petani mengumpulkan padi dan menjemurnya
q.   Gerak Membawa Padi
Gerak yang dilakukan para petani saat membawa padi untuk dibawa ke tempat lain.
r.    Gerak Menumbuk Padi
Gerak yang dilakukan untuk menumbuk padi yang telah dijemur dilakukan oleh pria, sedangkan wanita mencurahkan padi.
s.    Gotong Royong
Gerak yang dilakukan secara bersama yang melambangkan sifat kegotongroyongan.
t.    Gerak Menampih Padi
Gerakan yang menggambarkan gerakan bagaimana para petani menampih padi yang telah menjadi beras.
u.   Gerak Menginjak Pecahan Kaca
Penggabungan dari berbagai gerak dan diakhiri oleh penari menginjak-injak pecahan kaca yang dilakukan dengan atraktif dan ditambah dengan beberapa gerak-gerak improvisasi penari.
2.     Pola Lantai Tari Piring
Pola lantai yang dipergunakan dalam tari ini adalah lingkaran besat dan kecil, berbaris, spiral, horizontal, dan vertikal serta penempatan level bawah, leve sedang serta level atas ditambah dengan pembagian beberapa kelompok.
Berbagai macam gerak tari Piring tersebut dibagi ke dalam tiga fase, yaitu gerak awal yang terdiri atas gerak pasambahan dan singanjuo lalai. Bagian tengah terdiri atas gerak mencangkul sampai gerak menampih padi, dan bagian akhir terdiri atas gerak menginjak pecahan kaca.
3.     Iringan Musik
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Piring adalah talempong, gandang, seruling, dan jentikan jari penari terhadap piring yang dipegang.
4.       Busana Penari
Busana yang digunakan oleh penari tari piring terbagi atas busana untuk penari pria dan penari wanita.
a.      Busana Penari pria
Busana rang mudo/baju gunting China yang berlengan lebar dan dihiasai dengan missia (renda emas).
Saran galembong, celana berukuran besar yang pada bagian tengahnya (pisak) warnanya sama dengan baju.
Sisamping dan cawek pinggang, yaitu berupa kain songket yang dililitkan di pinggang dengan panjang sebatas lutut. Adapun cawek pinggang adalah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan sesamping yang pada ujungnya diberi hiasan berupa rumbai-rumbai.
Deta/destar, yaitu penutup kepala yang tebuat dari bahan kain songket berbentuk segitiga yang diikatkan di kepala.
b.     Busana penari wanita
Baju kurung yang terbuat dari satin dan beludru, kain songket, Selendang songket yang dipasang pada bagian kiri badan.
Tikuluak tanduak balapak, yaitu penutup kepala khas wanita Minangkabau dari bahan songket yang meyerupai tanduk kerbau. Aksesoris berupa kalung rambai dan kalung gadang serta subang/anting.



5.     Pesan Tari Piring
Adapun berbagai pesan atau makna gerakan tari piring, yang meniru gerakan bercocok tanam, seperti gerakan mencangkul, mencabut benih, menanam, menyiang, memagar, menyabit padi, mengirik (menjemur) padi, mengambil padi, menganginkan padi, menggampo padi, menumbuk padi dengan alu, gerakan membuang sampah, melepas lelah, mengantar makanan, gerakan pasambahan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT dan permintaan maaf kepada penonton yang menyaksikan tari, serta gerakan Singanjua lalai yaitu gerakan melambangkan suasana pagi hari yang memperlihatkan suasana gadis minang yang berjalan, gerakan gotong royong dan gerakan menginjak kaca sebagai gabungan dari beragam gerak tari.
Prosesi tari piring mulai dari persiapan yaitu latihan dan mempersiapkan piring-piring yangtidak ada retak sedikitpun. Saat memulai tarian biasanya diawali dengan bunyi rebana dan gong. Si penari memulai tari piring dengan gerakan pasambahan sebagai tanda hormat kepada penonton, dilanjutkan dengan rangkaian gerakan menanam padi hingga panen dan diakhiri dengan gerakan memecahkan dan menginjak-injak piring. Saat menari, penari juga mengayunkan piring sambil menghasilkan bunyi “ting..ting..ting..” dari bagian bawah piring dan cincin yang dipakai penari. Dan mengakhiri tarian dengan sembah penutup sebagai bentuk ucapan syukur dan rasa terima kasih kepada penonton.
Inti dari tari piring ini memberika pesan-pesan positif seperti kegembiraan, kebersamaan, gotong-royong, kesejahteraan, dan kemakmuran.
Begitu indahnya dan sangat luar biasa jika anda menonton secara langsung tari piring ini. Anda pasti akan berdecak kagum apalagi saat penari menginjakkan bahkan meloncat-loncat di atas pecahan kaca. Inilah salah satu aset terpenting bagi kebudayaan Minangkabau Sumatera Barat.








C.    Eksistensi Tari Piring
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan eksistensi atau keberadaan tari Piring sebagai identitas budaya Indonesia dan khususnya bagi orang Minangkabau, baik bagi orang Minangkabau yang berada di daerah asal maupun di daerah perantauan. Tari Piring merupakan warisan budaya tradisional orang Minangkabau, yang digunakan dan dilestarikan oleh orang Minangkabau dalam kehidupannya. Sehingga tari Piring menjadi identitas budaya orang Minangkabau, Sebagai jati diri orang Minangkabau, tari Piring mampu mengungkapkan sikap dan prilaku serta karakteristik orang Minangkabau. Selain itu, tari Piring juga dapat berperan sebagai cerminan dari corak kehidupan sosial budaya masyarakat Minangkabau. Sehingga melalui pertunjukan tari Piring, masyarakat luar dapat memahami orang Minangkabau dan budayanya. Karena itu, sampai saat ini tari Piring semakin melekat dengan kehidupan sosial orang Minangkabau di Sumatera Barat maupun di daerah perantauan.
Masa kini peranan dan aktivitas tari Piring telah pula bergeser seiring dengan perkembangan zaman yang melingkupinya. Telah terjadi berbagai pergeseran dalam tari Piring, baik dari fungsi, kegunaan, dan nilai. Meskipun begitu, secara esensi sampai saat ini tari Piring tetap saja merupakan sebagai jati diri orang Minangkabau, baik bagi mereka yang tinggal di daerah asal maupun di daerah rantau. Sehingga jika berbicara tari Piring di manapun, berarti juga bebrbicara mengenai orang Minangkabau. Oleh sebab itu, dengan semangat mereka secara bersama-sama masih mempertahankan keberadaan tari Piring dalam kehidupan mereka, sebagai identitas dan warisan budaya Indonesia sehingga masa kini.
Berbicara tentang tari piring memang tidak ada habisnya meskipun seiring berkembangnya zaman dan banyaknya jenis-jenis tarian dari berbagai negara yang telah mempengaruhi eksistensi tari-tari tradisional Indonesia, tari piring masih tetap bertahan bahkan akan tetap menjadi dambaan khususnya bagi masyarakat Minangkabau. Saat ini tari piring sudah termasuk tari yang mendunia, karena sesuai dengan permintaan tari piring sering tampil diberbagai Negara seperti Belanda, Amerika Serikat, Malaysia, dan Australia. Kita sebagai anak Bangsa seharusnya patut bangga atas eksistensi tari piring yang semakin mendunia. Sedangkan kita sebagai masyarakat Indonesia justru melupakan dan malu untuk menarikan tari-tari tradisional Indonesia, kita tidak pernah menyadari bahwa orang-orang dari berbagai Negara malah justru mengagumi tari piring. Bukan hanya tari piring, kita sebagai generasi penerus bangsa harus mencintai warisan budaya sesuai suku masing-masing.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Menurut saya seni tari merupakan perpaduan unsur raga, irama dan rasa di waktu tertentu yang dimaksudkan untuk keperluan tertentu seperti pengucapan rasa syukur, untuk hiburan atau dinikmati nilai keindahannya. Menurut saya tari piring mempunyai karakteristik yang akhirnya menjadikannya pembeda dari tari-tari tradisional yang ada di Indonesia. Meskipun setiap tari-tarian mempunyai ciri masing-masing tetapi menurut pandangan saya tari piring selain berkarakter juga memiliki nilai warisan budaya Indonesia yang tinggi dan tidak ada yang memilikinya kecuali kita Indonesia khususnya Minagkabau. Ayo, cintai dan lestarikan budaya Bangsa!. Agar setiap warisan budaya yang ada di Indonesia tidak di kleim oleh Negara tetangga seperti tari pendet dan reog Ponoroga beberapa waktu lalu.
B.    Saran
Saat ini tari piring sudah termasuk tari yang mendunia, karena sesuai dengan permintaan tari piring sering tampil diberbagai Negara seperti Belanda, Amerika Serikat, Malaysia, dan Australia. Kita sebagai anak Bangsa seharusnya patut bangga atas eksistensi tari piring yang semakin mendunia. Sedangkan kita sebagai masyarakat Indonesia justru melupakan dan malu untuk menarikan tari-tari tradisional Indonesia, kita tidak pernah menyadari bahwa orang-orang dari berbagai Negara malah justru mengagumi tari piring bahkan mengkleim. Bukan hanya tari piring sja, kita sebagai generasi penerus bangsa harus mencintai apa pun jenis warisan budaya Indoneisa dengan berbagai macam keunikan dan khas suku-suku yang ada di Negara kita ini. Ayo, mulailah dari diri sendiri dan tularkan pada orang lain karena secara tidak langsung apa pun yang kita lakukan sedikit banyaknya akan mempengaruhi setiap orang yang ada disekitarmu!!!.


DAFTAR PUSTAKA

Asmayetti. (1992). Masyarakat Minangkabau: Implementasi Sistem Matrilinial dalam acara Babako. Padang : Taraju.
Haberman, Martin. 1985. Tari dan Komunikasi. Terjemahan Ben Suharto. Yokyakarta: Lagaligo.
Herlinda Mansyur. (2004). “ Eksistensi Tari Piring dan Tari Galombang Pada Masyarakat Batipuah Baruah”. Padang : FBSS UNP
Indrayuda. (2006). Tari Minangkabau :Peran Elit Adat dan Keberlangsungan. Padang : Lemlit UNP
Ismar Maadis. (2002). ”Pergeseran Fungsi dan Kegunaan Kesenian Minangkabau dalam Kehidupan Masyarakat Bernagari di Minangkabau” . Padang : Dinas Pendidikan Kota Padang.
Jusmaniar. (2010). ” Tari Rantak Kudo Dalam Masyarakat Lumpo”. Padang : FBS Universitas Negeri Padang.
Simulie, P. (2002. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Padang: LKAAM Sumatera Barat
Sosmita. (1998) . ”Problematika Pewarisan Tari Piriang Tapi di Desa Pitalah”. Padang : FPBS IKIP Padang.
Susmiarti. (2007). ” Kecenderungan Gaya Tari Piring Dipengaruhi Oleh Letak Geografis Daerah Minangkabau : Studi Kasus Pada Koreografi tari Piring Darek dan Pasisia”. Padang : FBSS UNP.
Yosika, Welli. 2008. ” Pewarisan Tari Ntok Kudo dalam Masyarakat Rawang Kerinci ”. Padang: FBSS UNP.

http://citynqnew.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

deklamasi dan pementasan karya sastra anak-anak

kunci dasar gitar ilir7-cinta terlarang